Mobil Murah Buatan Indonesia Jaman Belanda
Ford Model T sanggup dibilang simbahnya mobil-mobil murah diseluruh dunia. Dengan teknik revolusioner dalam proses produksinya, kendaraan beroda empat yang tadinya sangat mahal alasannya yaitu dibentuk manual dengan tangan dan prosesnya yang sangat usang sanggup dipersingkat dan ditekan harganya. Meski begitu, kendaraan beroda empat tetap saja menjadi barang glamor yang tidak semua orang sanggup memilikinya. Namun untungnya, pada jaman Belanda dulu di Surabaya pernah ada perjuangan pembuatan "mobil" murah berjulukan Demmo yang sanggup dibeli masyarakat kebanyakan.
Demmo pertama kali dibentuk dan dijual pada tahun 1928 di kota Soerabaia (Surabaya) sebagai kendaraan pengganti kendaraan yang ditarik dengan binatang menyerupai kuda atau sapi macam dokar, sado atau yang sejenis. Diawal kemunculannya, kendaraan beroda empat dengan 4 roda hanya sanggup dibeli raja pribumi atau orang eropa kaya saja. Bagi golongan menengah menyerupai orang Indo (campuran eropa dan pribumi) atau para pedagang dan golongan miskin punya kendaraan beroda empat hanyalah sebatas mimpi. Untuk urusan transportasi, kedua golongan ini masih mengandalkan kuda. Sayangnya, dengan pertumbuhan populasi dan huruf kendaraan yang ditarik kuda tidak sanggup mengikuti perkembangan jaman menciptakan kecelakaan antara kendaraan beroda empat dengan kereta kuda cukup banyak jumlahnya ketika itu. Melihat peluang ini, sebuah perusahaan berjulukan NV Demmo lalu menciptakan sebuah "mobil" murah pengganti kereta kuda.
Didesain sebagai "mobil" murah, konstruksi Demmo cukup sederhana. Prinsip kendaraan ini sama menyerupai kereta kuda dimana penarik (mesin) berada didepan yang membuatnya berpenggerak roda depan. Mesin Demmo ditempel diatas roda dimana untuk menggerakan roda depannya digunakan rantai. Tangki materi bakar Demmo juga berada sempurna diatas mesin yang melekat dengan stang kemudi yang persis menyerupai stang motor. Entah menyerupai apa spesifikasi mesinnya, tapi yang terperinci Demmo menggunakan mesin bensin 2 tak dan didatangkan dari Amerika Serikat.
Kendaraan ini alasannya yaitu harganya murah maka cukup terkenal digunakan sebagai angkutan umum. Iklan di brosur Demmo tertulis "Er zijn slechts 5 Demmos noodig voor een inkomen van f 500 per maand" yang kurang lebih berarti cukup 5 unit Demmo untuk menerima penghasilan 500 gulden per bulan. Tak hanya dijual di Surabaya, Demmo juga dijual dibeberapa kota lain menyerupai Malang, Jogja, Semarang, Bandung, Batavia (Jakarta), Palembang, Medan, Makasar, dan Banjarmasin.
Karena semakin populernya Demmo, NV Demmo lalu memindahkan pabriknya ke jalan Darmokali no. 7 Surabaya pada tanggal 11 Juni 1932 yang mempunyai kapasitas produksi lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan akan buruh, NV Demmo juga mendatangkan banyak cowok India alasannya yaitu kekurangan buruh lokal di Surabaya ketika itu. Sekitar tamat 1930an, mesin Demmo yang berisik menerima protes dari masyarakat. Demmo lalu mengganti mesin kendaraannya ke mesin 2 tak buatan Merkur asal Jerman sehabis sebelumnya sempat akan menggunakan mesin buatan Ford.
Pesaing dari Demmo ini yaitu Atax yang juga berasal dari Surabaya. Perbedaan paling mencolok dari Demmo ada pada konstruksinya dimana Atax terlihat lebih menyerupai motor roda 3 jaman kini alasannya yaitu mesinnya berada dibawah dengan pelopor roda belakang dengan rantai. Mesin Atax ini merupakan buatan Raleigh asal Inggris.
Nasib Demmo dan Atax berakhir sekitar 1942 ketika Jepang datang. Pabrik Demmo dan Atax dirampas pasukan Jepang untuk digunakan sebagai pabrik kendaraan militer. Bersamaan dengan itu, daya beli masyarakat turun drastis alasannya yaitu kondisi politik dan ekonomi yang hancur alasannya yaitu perang dunia kedua. Bekas pabrik Demmo kini berkembang menjadi pemukiman penduduk. Pasca kemerdekaan, tidak ada lagi kelanjutan dari Demmo dan Atax ini.
rujukan :
- Kuncarsono Prasetyo, SAWOONG Soerabaia Poenja Gaia
- KumparanOto Sumber https://mobilmotorlama.blogspot.com/