Sejarah Kendaraan Beroda Empat Tiongkok Di Indonesia
Republik Rayat Tiongkok (China) seperempat era yang kemudian dikenal sebagai negara miskin bangkrut ibarat umumnya negara komunis sehabis Soviet bubar. Namun dengan reformasi ekonomi dan jumlah penduduk yang sangat besar, kini Tiongkok berubah menjadi menjadi salah satu negara industri terpenting di planet ini. Salah satu barang hasil industri Tiongkok yang sudah banyak berkeliaran seantero dunia yakni kendaraan beroda empat yang sudah usang melangang buana di jalanan Indonesia. Berikut ini Mobilmotorlama coba cari tau sejarah mobil-mobil Tiongkok yang pernah beredar di Indonesia.
Di Tiongkok sana, anda bisa menciptakan kendaraan beroda empat sesuka hati kemudian dijual dengan brand sendiri walau anda tidak punya kemampuan engineering, pabrik yang mumpuni hingga selera desain kendaraan yang bagus. Selama ada uang, apapun bisa. Datang saja ke semacam pusat otomotif/industri otomotif yang banyak bertebaran di kota-kota besar. Tidak heran kalau karenanya ada banyak sekali merk-merk kendaraan beroda empat yang beredar di Tiongkok sana. Dengan aturan sumbangan hak cipta yang didesain untuk menguntungkan perusahaan lokal, replika bodi kendaraan beroda empat tertentu juga mesinnya bisa anda dapatkan dengan mudah. Dengan material atau materi baku yang gampang dan murah didapatkan, blueprint engineering yang nyaris gratis alasannya yakni aturan paten disana, hingga buruh pabriknya yang bisa saja merupakan narapidana sehingga rela dibayar sangat murah, tidak heran kalau menciptakan kendaraan beroda empat sangat murah biayanya.
Dengan jumlah penduduk terbesar sedunia, pasar otomotif Tiongkok menjadi magnet bagi setiap pabrikan kendaraan beroda empat dunia untuk berinvestasi di Republik Rakyat Tiongkok selain juga untuk mengamankan paten desain kendaraan beroda empat mereka yang dijiplak secara illegal. Sebelum mulai menjual produknya, pemerintah disana mewajibkan perusahaan kendaraan beroda empat asing tadi untuk menggandeng perusahaan lokal dengan pembagian kepemilikan 50,1:49,9 dalam sebuah perusahaan joint venture. Cara ini kurang lebih sama ibarat di Indonesia jaman 70an dulu dimasa awal berdirinya Astra Toyota, Indohero Suzuki atau Indokaya Nissan dimana bedanya sketsa pembagiannya di Indonesia 49:51. Karena kekuatan penguasaan perusahaanya sebanding, transfer teknologi bisa jauh lebih cepat alasannya yakni mau tidak mau perusahaan asing tadi bisa menyetor blueprint kendaraan buatannya ke pasar lokal disana.
Dengan pertumbuhan industri yang cepat, mobil-mobil buatan Tiongkok ini tidak hanya dijual di pasar dalam negerinya saja namun juga diekspor keberbagai negara. Salah satu tujuan ekspor yang terlihat menggiurkan dari luar yakni pasar kendaraan beroda empat Indonesia dengan potensi pasar yang sangat besar dengan penduduk yang mencapai 250 juta jiwa walau bahwasanya penjualan mobilnya masih kalah jauh dengan Australia yang jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari provinsi Jawa Tengah. Berikut ini beberapa brand kendaraan beroda empat asal Tiongkok yang sempat masuk dan dijual di Indonesia yang mobilmotorlama rangkum.
Beijing Jeep
Beijing jeep ini sejarah masuknya di Indonesia diawali ketika pemerintah Indonesia kembali membuka relasi diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok pada 1990. Sekitar awal 90an, pemerintah Tiongkok memberi hibah berupa kendaraan beroda empat jip militer Beijing Jeep BJ212. Mobil ini sempat digunakan prajurit ABRI (Angkatan Bersenjata RI) sebentar saja. Alasannya, kendaraan beroda empat ini sangat jelek kualitasnya sehingga kendaraan beroda empat ini kemudian dibiarkan saja terbengkalai alasannya yakni percuma diperbaiki. Sebagai pengganti jip hibah ini, pemerintah Indonesia kemudian membeli Jeep dan Land Rover.
Pada tahun 1998, krisis moneter tiba dan menghancurkan pemerintah Orde Baru beserta ekonomi Indonesia. Pada waktu itu, nilai tukar dollar terhadap rupiah naik dari 2500an menjadi 6500an kemudian jadi 17000an dalam beberapa hari saja. Jip militer Tentara Nasional Indonesia yang sebelumnya Jeep CJ atau Land Rover Defender mau tak mau harus diganti dengan brand lain yang harganya lebih murah berhubung harga dollar sedang gila dikala itu. Pada jaman pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur, pemerintah Indonesia melaksanakan peremajaan jip militer dengan mengganti CJ series dan Defender dengan Beijing Jeep BJ2020 yang sialnya sama-sama bermasalah ibarat pendahulunya mulai dari atap terpalnya yang bocor, mesin susah start dan lain sebagainya.
Changan
Seperti yang dijelaskan diatas, Suzuki kalau mau jualan kendaraan beroda empat di mainland Tiongkok harus membentuk joint venture dengan perusahaan lokal disana. Hasil joint venture ini yakni Changan. Selain menggandeng Suzuki, Changan juga menggandeng Ford, Mazda dan PSA Peugeot Citroën. Di Indonesia, PT Global Lestari Motorindo sempat mendatangkan kendaraan beroda empat brand Changan yang kurang lebih merupakan hasil rancang berdiri Suzuki Carry 1000 untuk pasar domestik Tiongkok ini. Secara bentuk, kendaraan beroda empat ini sama ibarat Suzuki Carry Extra dengan muka yang lebih modern ala Carry Futura.
Mobil yang sempat dijadikan angkot dibeberapa kota di Indonesia ini jejaknya menghilang sekitar tahun 2005. ATPM kendaraan beroda empat ini entah kini berada dimana. Kebanyakan kendaraan beroda empat Changan yang masih bertahan kebanyakan sudah menggunakan suku cadang Suzuki Carry alasannya yakni part Changan sendiri tampaknya tidak ada.
ZNA
ZNA merupakan kependekan dari Zhengzhou Nissan Automobile. Pabrikan hasil joint venture antara Dongfeng dengan Nissan ini di Indonesia masuk melalui PT Xarrina Motor Indonesia dengan produk mereka satu-satunya, ZNA Succe atau yang ditanah asalnya dikenal dengan nama Dongfeng Yumsun. ZNA Succe ini kurang lebih merupakan Nissan Serena C24 dengan facelift Chinese Domestic Market serta logo ZNA. Bedanya antara kendaraan beroda empat ini dengan Nissan Serena C24 versi Indonesia ada pada mesinnya dimana Nissan Serena menggunakan mesin 2000cc 4 silinder segaris pelopor depan sementara ZNA Succe menggunakan mesin 4 silinder segaris 1500cc DOHC bertenaga 112Hp untuk mengangkut kendaraan beroda empat seberat 1,5 ton ini.
Walau modelnya cukup cantik dan harganya bisa murah, namun dengan brand yang asing ditelinga orang Indonesia serta ATPMnya yang terkesan ogah jualan menimbulkan brand ini dilupakan begitu saja. Sisa stok unit ZNA Succe yang belum terjual bisa dilihat di parkiran sebuah ruko yang tampaknya bekas dealer ZNA di Alam Sutera dimana kondisinya cukup mengenaskan alasannya yakni dibiarkan terjemur dan kehujanan setiap hari.
Chery
Sampai diawal kemunculannya (2006), bisa dibilang inilah kendaraan beroda empat Tiongkok paling menjanjikan di Indonesia. Bagaimana tidak, ATPM kendaraan beroda empat ini berada dibawah naungan Indomobil yang sudah puluhan tahun menjual banyak sekali brand kendaraan beroda empat ibarat Suzuki, Audi dan Mazda (sampai selesai 90an) di Indonesia. Part kendaraan beroda empat ini dirakit secara CKD dimana kit CKDnya didatangkan dari Tiongkok. Merk ini fokus menjual kendaraan beroda empat penumpang dengan 2 produk andalannya yaitu city car berjulukan Chery QQ serta SUV bermana Chery Tiggo.
Chery QQ merupakan city car yang entah mengapa bentuknya sangat ibarat dengan Chevrolet Spark dan Daewoo Matiz yang juga hadir di Indonesia beberapa tahun sebelumnya. Karena bentuknya yang ibarat ini, General Motor sempat menggugat Chery atas pelanggaran hak cipta di Tiongkok sana namun kalah. Mobil ini dipersenjatai dengan mesin 3 silinder 1100cc dan cukup laku alasannya yakni ditawarkan dengan harga 50an juta rupiah saja atau seharga Suzuki Karimun kotak bekas dikala itu.
Model glamor dari Chery yang hadir di Indonesia yakni Chery Tiggo yang merupakan SUV sekelas Suzuki Grand Vitara dengan 5 pintu dan mempunyai ciri khas berupa ban cadangan di pintu dan spion tanduk disebelah kiri yang lagi-lagi ibarat Grand Vitara. Masih ingat dengan paragraf pertama artikel ini? model Chery Tiggo ini juga sempat dicap menjadi Esemka Rajawali I dan menjadi prototype kendaraan beroda empat Esemka.
Selain 2 kendaraan beroda empat beneran, Chery dikala itu juga sempat menggembangkan kendaraan beroda empat super murah dimana seandainya kendaraan beroda empat ini jadi maka harganya hanya dijual sekitar 20 juta rupiah saja. Prototype kendaraan beroda empat ini berjulukan Chery Quart Q11 dengan bentuk hatchback yang seandainya jadi maka akan bersaing dengan kendaraan beroda empat super murah asal India, Tata Nano. Mobil ini menggunakan mesin 550cc 2 silinder bertenaga 30Hp dengan sasis ladder frame yang tampaknya rancangan asalnya diambil dari kei truck sebelum 1989 dan menggunakan bodi yang terbuat dari plastik. Namun tampaknya konsep ini gagal masuk ke Asia Tenggara yang menjadi sasaran kendaraan beroda empat ini alasannya yakni Chery harus berurusan dengan GM terlebih dahulu.
Di Indonesia, nasib Chery mulai terkatung-katung pada tahun 2009. Pada tahun 2011, Indomobil karenanya memutus relasi dengan Chery sehabis penjualannya yang tidak sesuai impian beberapa tahun sebelumnya dengan alasan kualitasnya yang tidak sesuai harapan. Walau sudah "cerai" dengan Indomobil, namun brand Chery masih ada di Indonesia.
Foton
Tidak hanya kendaraan beroda empat penumpang dan kendaraan beroda empat barang kecil saja yang coba dimasuki mobil-mobil asal Tiongkok ini. Segmen truk Indonesia juga sempat kedatangan Foton yang menjual truk engkel dengan nama Foton View. Mesin yang digunakan truk ini yakni mesin diesel 2800cc dengan tenaga maksimal mencapai 92.5ps/3600rpm dan torsi 20.2kg.m/2300rpm. Lumayan untuk sebuah truk yang dikala peluncurannya dijual dengan harga 85 juta rupiah ini. Truk ini pertama kali dihadirkan dalam pameran China Machinery and Electronics Trade Exhibition, 24 - 27 Mei 2007 dalam program Pekan Raya Jakarta. Truk yang dijual oleh PT Indobuana Autoraya yang juga berada dibawah Indomobil ini nasibnya tidak begitu jelas. Mungkin alasannya yakni produknya yang kurang disukai para sopir truk alasannya yakni reliabilitasnya yang kurang dibanding truk kepala kuning, hijau, merah dan putih yang sudah puluhan tahun mengantar logistik di penjuru Indonesia. Indomobil juga tampaknya sudah usang memutus hunbungan dengan brand Foton ini.
Great Wall
Bersamaan dengan Foton, Great Wall muncul untuk menandakan bahwa kendaraan beroda empat asal Tiongkok juga bisa tahan banting ibarat kendaraan beroda empat Jepang yang sudah terlebih dahulu menguasai pasar kendaraan beroda empat Indonesia. Produk Great Wall yang hadir di Indonesia ini yakni Great Wall Wingle yang menjadi kendaraan beroda empat pickup terlaris di China sana pada dikala itu. Mobil ini diperkenalkan bersamaan dengan truk Foton dalam pameran China Machinery and Electronics Trade Exhibition, 24 - 27 Mei 2007 dalam program Pekan Raya Jakarta. Wingle ini sepintas dari tengah kebelakang ibarat dengan Isuzu D-Max double cabin. Bagian paling berbeda sekaligus abnormal ada ada bab depannya yang membulat ibarat citycar. Untuk mesinnya, kendaraan beroda empat ini menggunakan mesin diesel commonrail yang diklaim teknologi Bosch yang sanggup menghasilkan tenaga sebesar 91Hp dan torsi 225Nm. Mobil yang dijual secara fleet untuk tambang ini nasibnya sama ibarat truk Foton.
Geely
Geely Mobil Indonesia (GMI) berdiri pada 2010 dengan saham kepemilikan 100 persen oleh Zhejiang Geely Holding Group Co., Ltd. Mobil-mobil Geely yang dijual di Indonesia yakni CKD (completely knock down) yang dirakit di akomodasi Gaya Motor milik Astra. Karena salah manajemen, pada tahun 2013 GMI diakuisisi oleh perusahaan lokal berjulukan Auto Mandiri Group dengan kepemilikan mencapai 70 persen. Sebagai brand terbesar di China sana, model yang ditawarkan Geely di Indonesia cukup beragam. Sebuah sedan Geely Emgrand EC7, city car Panda, MPV yang juga digunakan sebagai taksi di London dengan nama London TX4, serta crossover LC cross menjadi lineup brand ini.
Wuling
Boleh dibilang, inilah brand kendaraan beroda empat Tiongkok paling niat jualan sekaligus yang paling menjanjikan hingga sekarang. Ketika brand lain hanya sebatas jualan kendaraan beroda empat yang dirakit secara CKD dengan meminjam plant perakitan pabrikan lain, Wuling berani membuka pabrik sendiri di Indonesia. Modal investasi yang ditanam perusahaan yang menginduk ke General Motor ini mencapai 700 juta dolar AS atau 9,3 triliun rupiah. Untuk layanan purna jual, Wuling bahkan sudah menciptakan 50 lebih dealer dan bengkel resmi yang tersebar di penjuru tahah air.
Produk pertama dari Wuling ini yakni Wuling Confero atau yang ditempat aslinya dikenal dengan nama Wuling Baojun atau di India dikenal dengan nama Chevrolet Enjoy. Dijual dengan harga mulai dari 128 juta rupiah menciptakan kendaraan beroda empat ini cukup heboh di linimasa media sosial. Beberapa dikala yang lalu, Wuling kembali memasarkan produknya berjulukan Wuling Cortez yang dijual mulai dari 180 jutaan.
Di negara asalnya, perusahaan kendaraan beroda empat terbesar se Tiongkok ini mempunyai komposisi berupa 50,1% SAIC, 44% General Motor dan sisanya Guangxi Automobile Group (Wuling). Mungkin alasannya yakni itulah teknologi yang diusung kedua kendaraan beroda empat Wuling pertama di Indonesia tadi mempunyai perbedaan yang cukup jauh. Wuling Confero menggunakan teknologi GM alasannya yakni ada campur tangan GM disana sementara Wuling Cortez menggunakan teknologi SAIC atau Guangxi yang menciptakan mesin 1800cc kendaraan beroda empat ini konon merupakan fotokopi dari mesin 2ZZ-FE milik Toyota.
DFSK
Nama Dongfeng kembali lagi ke pasar kendaraan beroda empat nasional dengan membuang ZNA dan mengambil nama DFSK merupakan kependekan dari DongFeng SoKon. Nama Dongfeng sendiri bahwasanya sudah cukup dikenal masyarakat lewat mesin diesel untuk traktor, gilingan padi dan sebagainya. Mobil DFSK pertama di Indonesia yakni DFSK Glory 580 dan pick up yang muncul diacara GIIAS 2017. Untuk komando penjualannya di tanah air, DFSK menggandeng Kaisar Motorindo yang dikenal menciptakan motor roda 3 dengan brand Kaisar dan Kaisar Ruby 250 yang merupakan motor V twin termurah di tanah air.
Sumber https://mobilmotorlama.blogspot.com/