Hal Yang Dibenci Akan Menjadi Keuntungan, Tergantung Bagaimana Cara Menyikapinya

Hal Yang Dibenci Akan Menjadi Keuntungan Hal Yang Dibenci Akan Menjadi Keuntungan, Tergantung Bagaimana Cara Menyikapinya
Saat itu saya sedang mau memasuki masjid. Seperti biasa ketika memasuki halaman masjid saya lirik kanan kiri melihat-lihat siapa tahu ada sampah yang dibuang anak kecil sembarangan, jadi pas tamat shalat saya tahu disebelah mana sampah berada kemudian nanti saya membawanya untuk dijadikan sesuatu yang menguntungkan.

Tapi bahwasanya saya gak suka banget ketika melihat sampah berserakan, apalagi ditempat suci yakni Masjid. Tapi ya mau apa lagi yang membuang sampah kebanyakan anak kecil. Kasih tahu mereka? sudah dari dulu, memberi contoh? sudah dari dulu, bahkan saya pun komplain sama saudara saya yang menjadi gurunya supaya beliau memberi tahu muridnya untuk membuang sampah pada tempatnya khususnya dimasjid.

Tapi persoalan sampah, kalo kau melihat isi tas saya ataupun saku baju/celana saya kalian niscaya menemukan minimal sampah bekas kemasan permen. Itu sudah menjadi kebiasaan saya, bahkan kalau jogging disitu gede kemudian beli masakan saya selalu membuangnya ke kawasan sampah. Jikapun gak ada kawasan sampah, saya akan membawanya sampai menemukan tong sampah. Tapi semuanya butuh proses kebiasaan, namun saya juga dulu kadang suka gak peduli sama sampah. Teringat waktu Sekolah Menengah Pertama sesudah bermain Tenis Meja di Sekolah saya pernah dimarahin guru gara-gara persoalan sampah. Waktu itu sehabis main saya minum air kemasan diluar ruangan. Karena didepan tong sampah kebanyakan cewe (mungkin cewenya juga termasuk sampah atau wadah sampahnya?) risikonya saya lempar itu sampah seperti bola basket yang dimasukan ke ring. Tapi nyatanya sampah yang saya lempar mendarat dibibir tong sampah sehingga sampahnya jatuh kebawah, yang saya lakukan berlalu tanpa memungut kebali sampah. Sialnya didekat tong sampah ada seorang guru, beliau eksklusif menegur dan memarahi saya. Oh DAMN...

Kembali ke permasalahan sampah di Masjid. Jika dulu saya suka mengeluh kalo dihalaman masjid banyak sampah yang dibuang orang sembarangan, kini alhamdulillah. saya mengubahnya menjadi laba yang tak ternilai harganya. Bikin hand made? Bukan.... Dikilo sampahnya? Bukan juga... Dimakan? apalagi itu, bukan.... terus apa lagi?


Cara Mengolah Sampah Menjadi Sesuatu Yang Bermanfaat  dan Juga Menguntungkan

Mungkin sudah banyak orang yang mengubah sampah menjadi materi bakar, mengolah sampah organik menjadi kompos, kerajinan tangan, ataupun mengubahnya menjadi gas. Tapi jangan bermimpi kalau tak bisa mengolahnya. Karena kita akan memanfaatkan sampah yang ada dihalaman masjid, maka kita harus tahu apa saja sampah yang ada dihalaman masjid. Jika melihat jenis sampah yang ada di halaman masjid, rata-rata yaitu sampah plastik. Terutama sampah plastik kemasan masakan dan juga botol plastik. Namun apakah limbah sampah tersbut bisa diolah? Tentunya ya bisa namun perlu keterampilan khusus.

Lalu bagaimana supaya sampah memiliki nilai yang menguntungkan tanpa keahlian? Ternyata simple saja, anda bisa mendapat beribu laba hanya dari sampah yang jijik dan amis dari halaman masjid. yang perlu anda lakukan hanya 2 hal, yaitu memungutnya dan memasukannya ke tong sampah. Hah begitu doang? kalo caranya begitu doang mah namanya membersihkan halaman masjid. Tapi itu kata siapa? 

Ada dua alasan yang menyebabkan saya yakin bahwa sampah bisa menghasilkan laba yang banyak dan besar


PERTAMA....
Jika orang lain berinfak dengan hartanya, saya selalu berharap sampah yang dipungut kemudian dimasukan ke tong sampah bagaikan harta yang diamalkan kepada yang membutuhkan.
Anggaplah sampah itu harta, dan tong sampah itu insan yang sangat membutuhkan pemberian. kemudian sesudah sampah dimasukan ke tong sampah, tong sampah mendoakan kebaikan-kebaikan layaknya insan yang membutuhkan pertolongan diberikan rizki oleh manusia.
Allah tidak membebani seseorang untuk berjihad dijalannya. Jika ragamu tak mampu, maka berjihadlah dengan hartamu. kalau masih tak mampu, carilah kebaikan lainnya yang allah ridhai.

KEDUA...
Saya selalu mengaggap sampah itu dosa-dosaku. akan selalu ada setiap harinya meski sudah dibersihkan yang kecil-kecilnya, shalat juga tak cukup untuk mengimbangi atau menambah amalan. Jika saya membersihkan sampah ditempat yang diridhai, saya harap Allahpun membersihkan sampah-sampah dosa dari timbangan amalku kelak. Meski sampah kotor dan jijik, saya membersihkannya dengan impian Allahpun tak jijik melihat dosaku kemudian membersihkannya dengan keridhaan, keikhlasan, kecintaan dan senyuman.



Bagaimana, menguntungkan atau tidak? ini bisnis termudah yang menguntungkan lho! Lihat laba jangan mengeluh, sesudah saya melihat sesuatu yang diluar pandangan orang lain lihat saya selalu gak merasa risih kalau banyak sampah yang dibuang anak-anak. Malah saya selalu bahagia dan berkata "Biar saya yang membersihkannya, semoga ini ladang amalan terbaikku. Karena amal itu bukan siapa yang paling banyak dan besar, namun paling baik dan ikhlas"

Nah bagaimana, tertarik tidak memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang menguntungkan ala Erid ? Jika punya tips lain, silahkan deh berkomentar siapa tahu sangat bermanfaat bagi orang banyak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel