Sejarah Asal Permintaan Plat Nomor Kendaraan Di Indonesia

Sejarah Asal Usul Plat Nomor Kendaraan di Indonesia Sejarah Asal Usul Plat Nomor Kendaraan di Indonesia

Masih merupakan sambungan dari artikel Mengapa Indonesia Mengemudi di Jalur Kiri? Kali ini mobilmotorlama akan membahas mengenai asal-usul huruf yang terdapat pada plat nomor kendaraan di Indonesia khususnya Jawa. Kenapa Jawa? alasannya ialah hukum ini pertama kali muncul di Jawa yang ketika itu gres saja diambil alih oleh pasukan Inggris.


Negeri Belanda yang dikuasai oleh Perancis selama perang Napoleon menciptakan Inggris berusaha mencegah biar kawasan koloni negara yang kini berada dibawah wilayah Perancis menyerupai Indies (sekarang Indonesia). Inggris dengan sekitar 15600 tentara yang terbagi dalam 26 batalion yang masing-masing batalionnya diberi aba-aba huruf sesuai karakter (A hingga Z). Pasukan Inggris ini tiba dari British India (sekarang India) dengan 150 kapal perang menuju Batavia.

Singkat kisah sehabis berhasil menduduki Batavia dan menciptakan peraturan mengenai arus berkendara, pasukan Inggris ini lalu memberi tanda huruf B untuk kereta kuda dan kudanya untuk memberi tanda mana mitra mana lawan. Mengapa huruf B? alasannya ialah wilayah Batavia direbut oleh pasukan batalion B. Penomorannya sama menyerupai penomoran kendaraan kini dimana huruf B didepan diikuti dengan angka. Hanya saja angka yang tercetak ada 5 digit dimana dibelakang angka tadi ditambah huruf A untuk Annex (tambahan)  atau C untuk Cargo. Huruf dibelakang ini hanya terdapat pada kereta kuda sementara kuda yang ditunggangi tidak.

Setelah Batavia, wilayah yang selanjutnya diduduki pasukan Inggris ini ialah Banten yang dilakukan oleh pasukan batalion A. Pasukan A ini melaksanakan hukum yang sama persis menyerupai yang dilakukan oleh pasukan batalion B di Batavia. Wilayah selanjutnya yang direbut ialah Surabaya (batalion L) dan Madura (batalion M) pada tanggal 27 Agustus 1811. Wilayah lainnya juga berhasil direbut oleh masing-masing batalion sesuai dengan huruf wilayah plat nomor kendaraan pada jaman sekarang.

Bagaimana dengan Kedu (Magelang), Yogyakarta, dan Surakarta (Solo) yang terdiri dari 2 huruf (AA, AB, AD)? Pada ketika itu, ketiga wilayah tadi merupakan wilayah kerajaan Mataram yang merupakan negara merdeka tersendiri bukan merupakan wilayah Belanda. Kesultanan Mataram ini menentukan mengalah dan bergabung dengan Inggris sehingga dikirimlah batalion A ditemani dengan batalion B untuk wilayah Yogyakarta sebagai backup. Begitu pula untuk wilayah Surakarta (Solo) yang ditemani batalion D. Untuk wilayah Kedu, hanya ada batalion A tanpa ditemani batalion manapun. Untuk wilayah lainnya menyerupai Madiun dan Kediri, kolonel Rollo Gillespie yang memimpin batalion A ditemani oleh batalion E untuk Madiun dan G untuk Kediri. Tidak semua batalion ikut bertempur menyerupai batalion C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z alasannya ialah difungsikan sebagai backup (reserve unit).

Setelah Jawa berhasil direbut Inggris, Sir Thomas Stanford Raffles lalu membentuk wilayah administratif menurut wilayah militer tadi. Wilayah administratif sipil ini diberi nama regency atau yang dikenal orang Indonesia sebagai karesidenan. Saat Belanda kembali pada 1816, Belanda lalu melanjutkan sistem nomor polisi ini dengan menerapkannya ke Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku yang dimulai dari Sumatera Selatan.
Sumber https://mobilmotorlama.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel