Wanita Ialah Penentu Sukses Sebuah Hubungan, Benarkah?


Saat membahas soal kencan, apakah benar-benar penting siapa yang harus melaksanakan langkah pertama?

Ini memang pertanyaan kuno. Namun, hal itu kerap menggelayut di dalam pikiran mereka yang ingin menjalin hubungan.

Berdasarkan survei gres The League -sebuah aplikasi kencan, satu dari tiga pasangan heteroseksual yang sukses diawali oleh langkah sang perempuan terlebih dahulu.

Survei tersebut menganalisis data dari 100 pasangan sukses yang telah menemukan cinta lewat aplikasi The League.

Merekamengungkap diam-diam sukses menemukan cinta awet secara online. Pasangan yang terlibat dalam survei rata-rata telah menjalin kekerabatan selama lebih dari satu tahun.

Dan hal ini, berdasarkan pakar kencan Madeleine Mason, juga berlaku dalam dunia nyata.

Wanita cenderung mengambil langkah awal dalam sebuah kencan, meskipun mereka tak menyadarinya.

"Pria jarang mengejar perempuan kalau mereka tidak mendapat sinyal ketertarikan, apakah tersenyum, mengangguk, mengibaskan rambut," kata dia.

Hal ini, kata Madelaine Mason, yaitu sikap bawaan dalam DNA manusia. Maka tidak mengherankan kalau pada sebagian besar masyarakat, perempuan yaitu pihak pertama yang memulai langkah dalam sebuah kencan.

Jadi, fenomena unik inilah yang kemungkinan besar juga berlaku dalam dunia maya. Langkah pertama yang dilakukan oleh perempuan tidak hanya meningkatkan peluang mereka dalam menemukan cinta.

Hasil survei tersebut juga mengungkapkan, semua pasangan yang sukses dalam kekerabatan -yang berarti mereka mempunyai nilai tinggi dalam hal kehadiran, inisiasi, dan tingkat pertengkaran yang rendah, juga diawali oleh langkah sang wanita.

Selain itu, data survei mengungkapkan, pasangan mengirim rata-rata 34 pesan satu sama lain sebelum saling bertukar nomor telepon.

"Itu masuk akal. Seseorang yang teliti lebih cenderung mendapat hasilnya. Yang lebih stabil dan andal, semakin besar kemungkinannya dilihat sebagai materi pernikahan," tambahnya.

Menariknya, pasangan yang sukses juga mempunyai perbedaan usia rata-rata tiga tahun di antara mereka.

Sementara itu, lebih dari 80 persen pasangan tersebut mempunyai tingkat pendidikan yang sama.

Namun, ibarat yang ditunjukkan oleh Mason, ini yaitu angka rata-rata dan kemungkinan lain masih sanggup terjadi.

Hal yang sama berlaku untuk data yang mengungkapkan pasangan mengalami rata-rata 84 pertengkaran, sebelum kekerabatan mereka sanggup dibilang sukses.

Baca juga : 5 Tanda Anda dan Pasangan Menjalani Hubungan yang Bahagia

Meski hasil survei sanggup membantu orang-orang untuk menemukan cintanya, Mason menekankan, setiap individu mempunyai cara yang berbeda untuk menemukan cinta.

Menurut dia, data hasil survei ini sanggup menjadi materi renungan bagi mereka yang mencari cinta.

Namun, tetap saja semua orang mempunyai keunikan masing-masing dalam mengarungi cerita cintanya.

Sumber: The Independent,

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel