Ini Surat Akibat Facebook Sesudah Kena Peringatan Kedua Dari Kominfo


Facebook lekas menjawab Surat Peringatan Kedua(SP II) yang dilayangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Selasa (10/4/2018) kemarin. SP II itu terkait insiden pencurian 1 juta data pengguna Facebook Indonesia oleh firma analis Cambridge Analytica (CA).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, balasan bukan didapat dari Facebook Indonesia, melainkan dari Facebook Irlandia. Hal ini merujuk pada kebijakan Facebook pusat, di mana selain cabang Amerika Serikat, semua keluhan ditangani cabang Irlandia.

"Tadi malam itu ada surat, tetapi dari Facebook Irlandia. Dia hanya membuktikan tata cara Facebook menangani CA. Menurut mereka, itu sudah diberhentikan, hanya saja kami minta semua yang serupa dengan itu (kuis kepribadian pihak ketiga) juga tidak boleh untuk pasar Indonesia," kata dia, Rabu (11/4/2018), di Gedung Kominfo Medan Merdeka, Jakarta.

Lebih lanjut, Rudiantara mengungkapkan, pihaknya sampai sekarang belum mendapatkan hasil audit Facebook terkait data pengguna yang dicuri. Padahal, laporan audit sudah diminta semenjak Kominfo mengirimkan SP I pada 5 April 2018.

"Belum ada hasil audit. Itu, kan, kemarin kami keluarkan SP embel-embel alasannya yaitu ternyata ada aplikasi lain yang terungkap seakan-akan CA, yaitu CubeYou dan AgregateIQ. Kaprikornus kami minta yang usang mana? Sekarang sudah ditemukan lagi," ujarnya.

Laporan hasil audit dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan data “curian” tersebut. Dengan demikian, pemerintah sanggup menakar dan mengukur potensi permasalahan yang timbul.

Rudiantara mengatakan, SP II sanggup saja ditingkatkan menjadi pemutusan operasional sementara Facebook di Indonesia jikalau dianggap diperlukan. Hanya saja, ia tak ingin gegabah mengambil langkah.

"Kita tunggu dululah hasil SP," ujarnya.

Baca juga: Data Pengguna Indonesia Dipastikan Bocor, Denda sampai Pemblokiran Menanti Facebook

Insiden CA mengundang perhatian global. CA sendiri merupakan konsultan politik yang membantu kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2016 lalu.

Secara total, ada 87 juta data pengguna Facebook global yang dicuri CA. Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara yang data penggunanya paling banyak jadi korban.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel