Jatayu, Motor Gede Buatan Indonesia
Indonesia merupakan negara penghasil dan konsumen sepeda motor nomer 3 terbesar di dunia. Namun dari sekitar 7 juta unit pertahun sepeda motor yang diproduksi tadi, hampir seluruhnya merupakan sepeda motor kecil dengan kapasitas mesin paling besar 250cc. Tidak heran jikalau pabrikan motor lokal menyerupai Viar, Happy dan sebagainya di Indonesia lebih sering menciptakan motor-motor kecil. Meski begitu, jaman 90an dulu sempat ada pabrikan motor lokal Indonesia yang menciptakan motor besar (moge atau motor gede) dengan nama Jatayu.
Diberi nama Jatayu mengambil nama seekor burung besar dalam cerita pewayangan yang menyelamatkan Dewi Shinta dari Rahwana. Jatayu pertama kali diperkenalkan pada bulan Februari 1997 dengan menghadirkan 5 prototype. Motor ini diprakarsai oleh Robby Djohan yang kelak menjabat sebagai dirut Garuda Indonesia dan Priandhi Satria dengan motivasi membangun industri perakitan sepeda motor bermesin besar di tanah air. Dibawah naungan PT Nusacipta Jatayu dan investasi sebesar 1,2 miliar rupiah dimana 300 juta untuk membangun pabrik di Cikarang dan sisanya untuk modal komponen, Jatayu sudah siap beroperasi ketika itu dengan 3 dealer di Jakarta, Bandung dan Bali.
Pada dasarnya Jatayu merupakan motor yang dirakit dengan komponen aftermarket untuk Harley-Davidson kemudian diberi brand sendiri. Misalkan saja mesin menggunakan buatan SSS, setang kemudi menggunakan aksesoris dari Arlenn Ness dan sebagainya. Meski begitu, Jatayu tetap menggunakan beberapa komponen lokal untuk motor-motor buatannya menyerupai misalkan cat, fiberglass, krom, serta kabel-kabel elektrik. Jatayu sendiri juga tidak mematok harus menggunakan komponen apa alasannya konsumen Jataya apabila menginginkan dapat saja membawa sendiri onderdil yang dikehendaki untuk dipasang pada Jatayu yang akan dibelinya.
Karena begitu fleksibelnya spesifikasi motor buatannya, antar tipe Jatayu dapat saja tidak sama. Kurang lebih ada sekitar 3 model yang ditawarkan ialah FXR, Soft tail dan custom. Motor-motor ini kemudian dijual dengan harga 35 hingga 40 juta ketika itu dimana uang yang sama juga sudah dapat untuk membeli kendaraan beroda empat Timor. Namun berhubung komponennya dapat suka-suka konsumen, harga tersebut dapat lebih mahal tergantung penggunaan komponennya.
Disadur dari majalah Mobil Motor edisi 24/XXV/10-23 Maret 1997. Scanlation : Ifan Ramadhana
Sumber https://mobilmotorlama.blogspot.com/