[Pojok Drama] Penulis Memories Of The Alhambra Menceritakan Efek Permainan Ar Dalam Dramanya

Memories of The Alhambra Menceritakan Pengaruh Permainan AR dalam Dramanya [POJOK DRAMA] Penulis Memories of The Alhambra Menceritakan Pengaruh Permainan AR dalam Dramanya

Song Jae-jung, 45, yang menulis drama permainan augmented reality pertama di Korea "Memories of the Alhambra," menyampaikan dramanya terinspirasi dari raksasa teknologi Elon Musk dan permainan "Pokemon Go". 

"Aku kebetulan membaca autobiografi Elon Musk dan kisah hidupnya menginspirasiku untuk membuat huruf utama laki-laki dalam drama," ujar penulis ketika konferensi pers di FKI Tower di Seoul, hari Selasa. "Aku jarang membaca buku yang fokus pada cerita/dongeng ibarat novel. Namun saya membaca buku sastra dan majalah. Aku tertarik pada kisah tokoh orisinil dan bagaimana mereka menjalani hidupnya... beberapa tokoh luar biasa hidup di luar negeri."

Penulis Memories of The Alhambra, Song Jae-Jung ketika konferensi pers

Thriller fantasi ini menceritakan kisah Yoo Jin-woo ― diperankan oleh Hyun Bin ― seorang CEO muda dari grup ekuitas swasta yang berinvestasi di industri IT, yang kebetulan memainkan permainan AR (Augmented Reality) jenius dan menyadari bagaimana dunia permainan AR bisa begitu mempesona dan nyata.

Namun permainan tersebut disadap dan dunia virtualnya merambah ke dunia nyata, mengubah sihir permainan tersebut menjadi kutukan; ketika seorang pemain terluka di dalam permainan, mereka menderita kesakitan yang nyata. Membunuh musuh di dunia permainan menyebabkan kematian sungguhan. 

Drama selesai minggi 16 bab dengan dua episode tersisa ini membawa penggemar drama ke dunia eksperimental AR dengan grafis komputer kelas atas, sinematografi dan kisah yang berjalan cepat. Rata-rata rating penontonnya sekitar 10 persen.
"Ketika saya pertama kali bermain Pokemon Go, Aku pikir itu sangat keren. Itu memberikanku momen yang membuka mataku," ujar Song, yang menyebut dirinya sendiri bab dari "generasi game." 

"Sebelumnya saya pikir saya tidak akan bisa menceritakan realitas virtual (VR) di dalam dramaku bila saya tidak mempunyai anggaran sebesar film ibarat Avatar atau Ready Player One. Namun Pokemon Go membuatku berpikir saya mungkin bisa menulis kisah realitas virtual memakai teknologi AR."

Idenya berkembang dan membuatnya bertanya-tanya ibarat apa bila orang menghadapi versi lebih lanjut dari Pokemon Go di jalanan. "Beberapa mungkin ketakutan dan yang lain mungkin jatuh cinta dengannya. Mungkin beberapa sanggup merasa seperti mereka tidak harus melalui kesulitan menemukan pacar atau teman. Aku kewalahan dan takut dengan perkembangan teknologi," kata sang penulis.

Song memulai karirnya sebagai penulis sitkom di tahun 1996. Dia telah mengerjakan bermacam-macam sitkom termasuk "Soonpoong Clinic" (1998-2000) dan "High Kick!" (2006-2007). 

Dia menjadi penulis drama pada tahun 2010 dan imajinasi bebas serta gaya penulisannya yang tidak biasa telah membuatnya menjadi penulis paling dicari ketika ini. Dua drama fantasi populernya sebelumnya "Queen and I" (2012) dan "Nine" (2013) menceritakan kisah time-slip. "W-Two Worlds" (2016) bolak-balik antara dunia positif dan dimensi lain, dunia webcomic. 

Sang penulis menyampaikan plot dramanya yang unik berasal dari pengalaman lebih dari 10 tahunnya menjadi penulis sitkom. "Sebagai penulis sitkom muda, saya menghabiskan bertahun-tahun jauh dari drama. Aku bukanlah penggemar berat drama dan lebih tertarik pada buku dan film. Aku tidak memperoleh pembinaan yang layak untuk menjadi seorang penulis drama. Tidak ibarat penulis drama miniseri lainnya, saya menulis setiap episode dengan memikirkan kisah-kisah kecil yang terpisah dengan sebuah selesai layaknya sitkom. Kemudian elemen-elemen dari film dan buku yang pernah saya tonton dan baca digabungkan ke dalamnya" ia menyebut dirinya sendiri "penulis hibrida." 

"Aku mengambil kebebasan untuk menentukan apa yang bisa diceritakan, katakanlah, seorang insan jatuh cinta dengan alien, namun saya mengejar realisme dalam mengungkapkan perasaan manusia. Makara menggambarkan perasaan mereka yang mengarah pada cinta harus dilakukan serealistis mungkin," kata Song. 

Dia menambahkan bahwa sementara ia mengerjakan drama, ia sangat kagum akan kemampuan teknisi dampak khusus digital Korea. 

"Aku takut mengambil tantangan genre permainan AR. Karena tidak ada drama sebelumnya yang bisa dijadikan referensi, orang-orang yang saya ajak berbicara menggambarkan citra yang berbeda di kepala mereka. Namun ketika saya pertama melihat episode pertama, itu benar-benar di luar ekspektasiku akan seberapa realistisnya para teknisi tersebut mewujudkan dunia AR di dalam drama," ujarnya. "Memories of the Alhambra mengenalkan genre AR kepada penonton, hanya menerapkan konsep dasar permainan ibarat melaksanakan misi, menaikkan level dan aliansi. Aku pikir mungkin saya bisa menceritakan kisah permainan lain di proyekku selanjutnya dengan menerapkan hukum permainan yang lebih tinggi."

Trans & rewrite: Bebek K-po
-Kwik-

Sumber https://bebekpo.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel