Ahy Sebut Joko Widodo Dan Prabowo Belum Kondusif Untuk Pilpres 2019
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kondisi politik menjelang Pilpres 2019 sangat dinamis.
Menurutnya, hal itu sanggup memunculkan banyak sekali kemungkinan. Termasuk kemungkinan hadirnya poros ketiga untuk menantang dominasi dua poros lainnya.
"Dalam politik semuanya mungkin. Kita tahu bahwa politik 2019 ini akan sangat cair. Dalam arti akan masih terus ada banyak sekali kemungkinan," kata Agus ketika mengunjungi Pasar Besar Kota Malang, Selasa (3/4/2018).
Berdasarkan hasil sejumlah forum survei, terdapat dua kandidat besar lengan berkuasa untuk maju menjadi calon Presiden 2019. Yakni Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun Agus menilai, kedua figur itu belum aman. Karenanya, masih ada banyak kemungkinan figur lain yang muncul selain kedua tokoh tersebut.
"Saat ini tentu ada dua kandidat capres yang paling besar lengan berkuasa berdasarkan banyak sekali survei. Tetapi di antara beliau-beliau itu belum ada yang kondusif sepenuhnya. Itu berdasarkan survei juga," katanya.
"Oleh alasannya itu tentu ada banyak spekulasi lainnya. Apakah termasuk munculnya poros ketiga, lalu hadirnya alternatif dalam Pemilu 2019, belum ada yang sanggup memastikan itu," jelasnya.
Kendati demikian, Agus tidak menjamin akan ada poros lain selain dua poros tersebut. Sebab menurutnya, presidential threshold 20 persen sangat tinggi, sehingga semua partai politik harus menjalin koalisi untuk mengusung capres dan cawapres.
"Sekarang masih sangat cair. Dan, yang paling penting juga harus diingat walaupun ada suara-suara menyerupai itu yang menjadi sangat menantang yaitu alasannya presidential thresold 20 persen. Artinya tidak semudah yang dibayangkan. Katakanlah seseorang punya elektabilitas yang tinggi, tetapi tidak punya 20 persen itu maka mustahil untuk diusung menjadi capres atau cawapres," terangnya.
Karenanya, Agus menyatakan, Partai Demokrat terus menjalin komunikasi dengan partai-partai politik lain. Sebab, berkoalisi menjadi keharusan untuk memenuhi presidential thresold 20 persen.
"Oleh alasannya itu aku yakin Demokrat dan partai-partai politik lainnya terus melaksanakan kerja politik di belakang layar, termasuk membangun chemistry antar-parpol alasannya pada kesannya setiap parpol akan berkoalisi. Itu yaitu keniscayaan jikalau ingin terlibat secara eksklusif dalam Pilpres 2019," katanya.
Agus belum sanggup memastikan, Partai Demokrat akan berkoalisi dengan partai apa untuk membangun poros tengah sebagai poros ketiga.
"Dan, hari ini aku belum ada kapasitas untuk sanggup menyampaikan dengan siapa Demokrat akan berkoalisi dan kapan waktunya, tunggu saja momentumnya. Nanti kita akan disampaikan pada akhirnya," ungkapnya.