Terlalu Garang Terhadap Siswa Dan Guru, Kepala Sman 2 Kota Malang Akibatnya Dicopot
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman karenanya mencopot posisi Dwi Retno dari jabatannya sebagai Kepala SMAN 2 Kota Malang sesudah didemo semua siswanya, Kamis (5/4/2018).
Saiful mengatakan, sebelum demo terjadi, pihaknya kerap mendapat surat laporan terkait kepala sekolah tersebut selama satu tahun terakhir ini.
Kepala sekolah yang sudah tiga tahun menjabat itu dianggap terlalu berangasan memperlakukan siswa, bahkan juga ketika memarahi guru di sekolah itu.
"Saya sudah satu tahun sanggup laporan-laporan dari pengawas, dari orangtua, ya, surat-surat yang masuk ke kami. Tadi saya tanya beberapa MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) di Malang, beliaunya itu pernah menjabat di SMAN 5 juga mau didemo. Pernah menjabat di SMAN 3 juga mau didemo. Kemudian dijadikan pengawas, kemudian dijadikan kepala sekolah lagi, itu karenanya yang terjadi," katanya melalui sambungan telepon kepada.
Oleh sebab itu, Saiful menganggap demo siswa itu merupakan akumulasi dari kekesalan siswa terhadap kepala sekolah tersebut. Terlebih lagi, guru di sekolah itu juga kerap mendapat perlakuan yang sama.
"Ya, demo itu, kan, antiklimaks. Jadi, kepala sekolah ini maunya manis agar disipilin, tetapi disiplinnya terlalu keras. Mungkin dibarengi dengan kata-katanya yang menyakitkan bagi anak-anak, termasuk juga mungkin jika marahi guru. Lama-lama terjadi akumulasi antara kemarahan guru dan siswa. Hari ini tadi meledaknya," ujar Saiful.
Karena itu, ketika demo terjadi, Saiful pribadi mengambil kebijakan mencopot posisi kepala sekolah itu dan menarik posisinya ke cabang dinas yang ada di Kota Malang.
"Anak-anak itu demonya harga mati. Kepada sekolahnya harus dicopot. Saya pribadi perintahkan supaya kepala sekolahnya ditarik ke cabang dinas dan kami isi dengan pelaksana tugas," katanya.
Sementara ini, pelaksana kiprah Kepala SMAN 2 Kota Malang yakni Tri Suharno. Tri pernah menduduki kepala di sekolah tersebut pada 2003 sampai 2005. Saat ini, Tri menjadi Kepala SMAN Taruna Nala Jawa Timur di Kota Malang.
Baca juga : Tsamara Amany Politisi gampang (PSI) Belum Resmi Gelar Sarjana
Saiful mengatakan, sebelum demo terjadi, pihaknya kerap mendapat surat laporan terkait kepala sekolah tersebut selama satu tahun terakhir ini.
Kepala sekolah yang sudah tiga tahun menjabat itu dianggap terlalu berangasan memperlakukan siswa, bahkan juga ketika memarahi guru di sekolah itu.
"Saya sudah satu tahun sanggup laporan-laporan dari pengawas, dari orangtua, ya, surat-surat yang masuk ke kami. Tadi saya tanya beberapa MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) di Malang, beliaunya itu pernah menjabat di SMAN 5 juga mau didemo. Pernah menjabat di SMAN 3 juga mau didemo. Kemudian dijadikan pengawas, kemudian dijadikan kepala sekolah lagi, itu karenanya yang terjadi," katanya melalui sambungan telepon kepada.
Oleh sebab itu, Saiful menganggap demo siswa itu merupakan akumulasi dari kekesalan siswa terhadap kepala sekolah tersebut. Terlebih lagi, guru di sekolah itu juga kerap mendapat perlakuan yang sama.
"Ya, demo itu, kan, antiklimaks. Jadi, kepala sekolah ini maunya manis agar disipilin, tetapi disiplinnya terlalu keras. Mungkin dibarengi dengan kata-katanya yang menyakitkan bagi anak-anak, termasuk juga mungkin jika marahi guru. Lama-lama terjadi akumulasi antara kemarahan guru dan siswa. Hari ini tadi meledaknya," ujar Saiful.
Karena itu, ketika demo terjadi, Saiful pribadi mengambil kebijakan mencopot posisi kepala sekolah itu dan menarik posisinya ke cabang dinas yang ada di Kota Malang.
"Anak-anak itu demonya harga mati. Kepada sekolahnya harus dicopot. Saya pribadi perintahkan supaya kepala sekolahnya ditarik ke cabang dinas dan kami isi dengan pelaksana tugas," katanya.
Sementara ini, pelaksana kiprah Kepala SMAN 2 Kota Malang yakni Tri Suharno. Tri pernah menduduki kepala di sekolah tersebut pada 2003 sampai 2005. Saat ini, Tri menjadi Kepala SMAN Taruna Nala Jawa Timur di Kota Malang.
Baca juga : Tsamara Amany Politisi gampang (PSI) Belum Resmi Gelar Sarjana